Tuesday, October 30, 2007

Ceritaku Untukmu

Entri ini kutulis dengan jerih dan payahnya. Banyak kata2 yang tercurah tetapi banyak juga yang terbuang begitu saja. Aku cuba untuk menulis dan menulis dengan amat berhati2, dan akhirnya semua ku'delete' sesenang hati. Ya, ceritera ini telah hilang taringnya. Tini ini telah hilang jiwa dan kata2nya. Namun aku gagahkan juga. Entahkan untuk siapa aku tak tahu. Mungkin untuk hati2 (atau hati) yang senantiasa menanti. Mungkin benar ada, atau mungkin tiada siapa yang kisah. Biarlah...

Apa yang ingin kita bicarakan? Hidup kini biasa2 saja. Tiada yang suka dan tiada jua yang duka. Nah, sebab itu lah ceritera ini sepi dan sunyi. Bukankah telah kukhabarkan bahawa buah fikiranku hanya tiba bersama duka..

Ah sudah lah... cukuplah kalian. Aku tidak boleh menulis lagi. Fikiranku jadi sempit sekali kala ini. Serasa tak bernafas ingin mencipta sepatah bait kata. Benar hati dan jiwaku tidak boleh dipaksa-paksa. Biarlah kuhabisi entri ini di sini. Mungkin akan ada masanya mindaku kembali bekerja, berceritera dan berseloka. Cukuplah. Jangan difikirkan lagi kemana aku menghilang. Aku pergi bersama bayu malam, mengikut bayang2 yang hilang bila kelam. Namun aku akan hadir, tatkala sinar kembali menghampir...

hanya buat'mu',
jika benar kau memahami
jika sungguh kau mengikuti

siapa yang kau rindu?
bait kata atau bicara?
tulisan atau keluhan?
diri ini atau hartini??

kalau benar dikau menanti
apa yang kau nanti?
jiwa atau hati?
khabar suka atau duka?
cerita aku atau mereka?

carilah jawapan seikhlasnya
sebelum bertanya aku kemana...

'mu' : untuk yang menulis bukan kerna nama

12 comments:

Anonymous said...

Sekadar membaca tulisanmu yang kau tulis dengan hati
Tidak terniat bermain dengan rasa lembutmu
Kalau pun aku telah mengetuk pintu bahagia atau duka
Maafkanlah aku yang menunggu-nunggu lalu mengganggu

Anonymous said...

yg empunya tulisan,
-gangguan2 itu adakalanya memberi sejuta kebahagiaan yang sukar dimengertikan..
-kalaulah dapat aku nyatakan..

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

tuan sakinah,
-saya kira pendapat di atas penuh emosi sehingga dirasakan tidak sesuai utk sy menyiarkannya
-namun apakandaya, 'setting' yg tersedia mengehadkan capaian saya sehingga segala komen2 yg masuk tidak dapat lagi saya 'delete' kan
-sy cuba sedaya upaya menghindari blog ini dari perkara2 personal yang berbaur perasaan dan harapan
-namun sebagai manusia, adakalanya saya gagal menguruskan blog ini sebaiknya
-mungkin selepas ini saya akan memulakan 'comment moderation' dimana setiap komen yg diberi akan diteliti dahulu oleh pihak saya
-semua ini untuk kebaikan banyak pihak
-untuk 'MU', pohon salam kemaafan saya bagi pihak pembaca kalau ada kata2 yang mendatangkan rasa kurang senang di pihak tuan

salam kemaafan,
hartini

Anonymous said...

Perasaan itu kekadang hanya bertiup pada sebelah barat, setelah merasakan adanya getaran pada patah kata dari timur jauh.Terkadang juga jari yang bersyair indah itu,tidak mengerti untuk mudik mengikut hati,berbicara bahasa itu.
Tak usahlah merobek gedung hatimu demi meletakkan suatu cerita indah, kerna ini semua hanyalah bait2 yang diciptakan,bukan yang tercipta..!!
-Mengerti 'MU'.

Anonymous said...

kusut dan kalut!
keliru dan celaru!

Anonymous said...

Cukuplah kalau akal yang dapat mengawal segala rasa dan emosi yang menguasai diri, supaya kamu menjadi Hartini yang dulu. Menulis dengan penuh rasional dan pertimbangan. Bahasa yang halus, kiasan yang berbudi.

Anonymous said...

Aku cuba berada di antara 'mu' dan dirimu..
Walau aku sendiri tidak pasti di mana aku berada. Tapi aku teringin untuk singgah seketika di laman yang sendu ini..
-Sabarlah dirimu dalam meniti hari-hari yang penuh peristiwa ini..ingatkan dirimu pada Rabiatul Adawiyah atau sekurang-kurangnya jadilah kamu seolah-olah Maria Zaitun yang menghambakan seluruh kehidupan pada kekasihnya yang seorang itu..
Salam Ukhwah.

Sister Oum

Anonymous said...

sister oum
-pesananmu itu akan kuambil buat azimat jiwa
-adakalanya lebih bermakna mengasihi sesuatu sekadar haknya
-demi mengelak berlakunya sebarang musibah kelukaan yang tak disangka
-terima kasih yang tak terhingga!

Anonymous said...

Seorang kakak yang juga punya adik seperti dirimu pantas sekali mengerti akan gelodak jiwa yang hadirnya bukan dipinta dan kita tidak memintanya..kerana aku juga pernah melalui saat-saat seperti itu cuma bezanya aku tidak punya ruang secanggihmu ini untuk berkiasan dengan insan sejiwa dengan kita..harap sudi kiranya sesekali ku singgah sebentar di laman ini untuk menziarahi dirimu.
-"Persis nenek kimbung yang buta matanya tetapi dia tahu ular akan menyusur di depannya..."
Sister Oum.

Anonymous said...

sis oum,
senang sekali kalau dapat kiranya tuan memperkenalkan diri
terima kasih